www.detikindragiri.com (Tembilahan) - Batalnya rencana unjuk rasa yang diprakarsai oleh sekelompok massa yang menamai diri Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat Peduli Rakyat (AM2PR), rabu (27/9/2011) yang lalu terkait masalah kelangkaan BBM di Kecamatan Kateman tampaknya bakal berbuntut panjang. Mahasiswa mengakui, pembatalan ini dikarenakan adanya intimidasi dalam bentuk ancaman akan dibunuh. Guna mencari perlindungan hukum. Mahasiswa melaporkan pengancaman ini kepada pihak kepolisian.
Add to Cart
“Benar kita terpaksa tidak melanjutkan aksi unjuk rasa karena diintimidasi dalam bentuk ancaman akan dibunuh. Ancaman ini disampaikan oleh salah seorang tokoh masyarakat berinisal “Byg”. Untuk menghindari terjadinya sesuatu hal yang tidak diingini. Kami terpaksa mengambil tindakan mundur,’ ungkap Supriyadi, koordinator lapangan demonstran saat ditemui wartawan di depan Mapolres Inhil sesaat sebelum membuatkan laporan, Kamis (29/9/2011).
Tindakan ancaman oleh “Byg” ini juga sempat membuat heran kelompok mahasiswa karena pada malam sebelum direncanakan turun melakukan aksi, “Byg” orang yang paling antusias memberikan dukungan.
“Pertemuan selasa malam (26/9/2011) sekira pukul 20.00 Wib s/d pukul 23.00 Wib, Byg termasuk orang yang paling lantang memberikan dukungan dilaksanakannya aksi ini. Namun pagi harinya, kita malah diminta untuk tidak meneruskan aksi tanpa alasan yang jelas dan malah mengancam akan membunuh apabila kita tetap bersikeras.” Katanya.
Menurut keterangan sumber yang tidak bersedia menyebutkan namanya, perubahan kelantangan “Byg” ini setelah dirinya dihubungi oleh CAmat Kuindra, Yuliargo.
Saat berita ini dinaikan, sekelompok mahasiswa masih membuatkan Berita Acara Pemeriksaan di Mapolres Inhil. (fsl).
0 komentar:
Posting Komentar