Diduga Oknum Dishub Pungut Upeti Untuk Jadi Beking
www.detikindragiri.com (Tembilahan) – Beberapa orang perwakilan Agen Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP), hari ini, Kamis (6/10/2011) menyambangi Dinas Perhubungan. Kedatangan mereka untuk meminta Dishub berlaku adil dan tidak pilih kasih menerapkan aturan masuk terminal bagi seluruh Agen/PO yang beroperasioanal di Inhil. Mereka menduga ada oknum dishub yang menarik upeti dengan menjadi beking beberapa Agen/PO yang dengan nyata kini masih bebas beraktifitas diluar terminal.
“Kalau memang serius untuk menegakkan peraturan mbok ya jangan pilih kasih. Jangan malah untuk Agen/PO A misalnya, Dishub seolah-olah berlaku tegas namun, ketika menghadapi Agen/PO B kok malah loyo?. Ini ada apa? Wajar kalau kami menduga ada yang tidak beres. Misalnya ya mungkin saja ada oknum Dishub yang menarik upeti untuk menjadi beking Agen/PO nakal tersebut untuk mendapatkan fasilitas istimewa,” Ungkap Ganda yang mengaku sopir salah satu Agen/PO menjelaskan maksud kedatangan mereka ke Dishub. Kamis (6/7/2011)
Karena alasan inilah menurut Ganda yang membuat Agen/PO tempatnya bekerja bersama beberapa Agen/PO lainnya juga bersikeras untuk tidak mematuhi ketentuan yang dimintakan Dishub itu.“Rasa keadilan yang kami nilai tidak ada. Kami pasti akan patuh kalau memang Dishub tidak pilih kasih,” Katanya lagi.
Terkait dengan permasalahan ini, Kasi Lalin Dishub Inhil, Azwan ketika dikomfiramsi melalui sambungan telepon selularnya, Kamis (6/10/2011) membenarkan kedatangan beberapa Agen/PO tersebut mengkritik kinerja mereka. Bahkan Azwan mengaku menyambut positif dan meminta mereka untuk bicara terbuka.
“Saya menyikapi positif saja dengan kedatangan mereka. Kalau kritikan ini memang untuk kebaikan bersama, tentunya harus kita terima demi melakukan perbaikan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat kedepannya,” Jawab Azwan dengan bijak.
Ketika disinggung mengenai tudingan mereka akan adanya dugaan oknum Dishub yang menerima upeti dengan memberikan perlakukan istimewa pada beberapa Agen/PO?, Azwan tidak menampiknya. Bahkan dirinya meminta untuk dibuka saja secara terang-terangan agar masyarakat juga tau siapa oknum yang dimaksud yang jelas dengan perbuatannya itu akan merusak citra Dishub secara keseluruhan.
“Mungkin saja benar seperti apa yang mereka tuduhkan. Namun untuk ini, sebaiknya mereka tunjuk aja secara langsung siapa oknumnya. Biar masyarakat juga jelas dan mengetahui siapa oknum yang nakal ini,”Tantang Azwan.
Azwan juga mengakui bahwa mereka kini bekerja serius dan bersungguh-sungguh untuk menerapkan aturan tersebut. Namun menurutnya lagi, kalau memang ada oknum yang pandai-pandai memungut upeti dan menjadi beking, tentunya ini akan menjadi hambatan yang sangat fatal demi suksesnya menegakkan peraturan yang ada.(fsl)
Harga Kopra di Inhil terus Merosot
ww.detikriau.wordpress.com (TEMBILAHAN) – Harga kopra dikabupaten Indragiri Hilir tepatnya di Desa Kempas Jaya, Kecamatan Kempas kembali turun. Belakangan ini harga kopra hanya mencapai 150.000/kwintal. Kondisi itu tentunya membuat perekonomian masyarakat Inhil makin terpuruk.
“Kemaren saat saya menjual, harganya kopra hanya 150.000/kwintal. Harga tersebut terus turun dari beberapa waktu lalu, makanya kita bingung dengan kondisi tersebut. Sebab penghasilan yang didapat tidak sebanding dengan kebutuhan pokok yang cenderung meningkat,” kata Arsyad, warga Kempas Jaya, Kamis, (6/10/2011).
Masih menurutnya, apalagi hasil dari penjualan tersebut bukan langsung didapat secara bersih, tapi juga mesti dibagi dengan pemilik kebun dan teman yang bekerja. Kebetulan dirinya hanya mengambil upah dari memanen kebun salah seorang pemilik kebun kelapa.
“Pokoknya sangat tidak sebanding dengan pengeluaran dan pemasukan yang didapat,” jelasnya lagi.
Sementara itu salah seorang tokeh kelapa mengatakan, dirinya terus terang tidak tega melaihat apa yang didapat oleh para petani kelapa. Makanya, terkadang ia tidak menerima penjualan kelapa yang dilakukan oleh petani, dan langsung menyuruh mereka untuk menjual ke perusahaan, mana tahu harganya bisa lebih tinggi dari yang kita ambil.
“Terkadang saya suruh saja petani tersebut menjual langsung ke perusahaan, sebab kemampuan saya membeli hanya Rp 150.000/kwintalnya. Mana tahu dengan menjual ke perusahaan harga bisa lebih tinggi, dan tentunya yang didapat oleh petani juga lebih besar,” ujarnya.
Sementara itu untuk beberapa daerah lainnya, seperti di kecamatan GAS dan Batang Tuaka, harga berpariasi. Tapi di Kecamatan lain yang paling rendah, harga kopra sekitar Rp 170.000/kwintalnya. “Kemaren saya sempat bertanya dengan salah seorang warga Kecamamatan GAS, bahwa kopra dikampungnya sekitar Rp 170.000/kwintalnya,” kata Isan warga Tembilahan. (Suf)
0 komentar:
Posting Komentar